Untuk menuju Gunung yang tertinggi di Pulau Jawa yaitu G. Semeru ( 3.676 mdpl), bisa ditempuh melalui dua akses Senduro Lumajang dan Nagadas Kidul kabupaten Malang. Yang jelas kedua akses ini menuju ke satu titik yaitu Desa Ranu Pane Kecamatan Senduro kabupaten Lumajang.
Desa Ranu Pane
Dari Desa Ranupane (2.100 mdpl) inilah desa terakhir dan tempat pemeriksaan serta pos untuk melapor bagi para pendaki untuk naik, dan juga terdapat pondok pendaki untuk bermalam dan beristirahat. Terdapat pula warung Nasi Rawon sehingga pengunjung dapat sarapan terlebih dahulu sebelum mendaki. Desa Ranu Pane merupakan perkampungan kecil yang juga merupakan bagian dari Desa Suku Tengger, pekerjaan mereka pada umumnya bertani sayur-sayuran. Selain terdapat Ranu (danau) Pane, disebelahnya tendapat ranu lagi yang namanya Ranu Regulo.
Danau
Kurang lebih 5 menit berjalan kaki dari Ranu Pane kami menemui gerbang selamat datang pendaki Gunung Semeru. Ini merupakan pintu untuk menuju puncak Mahameru. Semangat kaka..!!!
Gerbang
Perjalanan ke Puncak G. Semeru dimulai dan desa Ranupane menuju Ranu Kumbolo aiang harinya pukul 11.00 melalui jalan setapak yg tidak terlalu terjal dengan memakan waktu sekitan 3-4 jam perjalanan.
Seperti biasa pemandangan di kebanyakan gunung, diawal pendakian pemandangan yang ditemui adalah perladangan penduduk. Jalan tanah setapak agak menanjak menyambut awal pendakian kami. Selepas jalan menanjak tersebut kami berhenti sejenak untuk adaptasi tubuh. Kemudian perladangan mulai menghilang dan berganti vegetasi lebat.
Di Ranu Kumbolo ada Pondok Pendaki untuk istinahat dan memasak. Daerah ini airnya melimpah dan berada pada ketinggian 2.400 m dari permukaan laut. Ranu Kumbolo memiliki pemandangan yang sangat indah terlebih pada pagi hari bila kita dapat melihat matahani terbit dari celah-celah bukit.
Ranu Kumbolo
Dari Ranu Kumbolo perjalanan dilanjutkan menuju Kalimati ( 2.700 m) melalui hutan cemara dimana kadang kita jumpai burung dan kijang. Penjalanan ini ditempuh 2 - 3 jam. Sebelu sanpai kali mati kita harus melewati tanjakan cinta yang dapat menghabiskan tenaga lebih banyak. Yang konon menurut kepercayaan jika dapat melewati tanjakan cinta ini tanpa menoleh ke belakang maka impian kamu selama ini dengan pujaan hati akan terwujud (kata artis di film 5 cm). wkwkwk
Menuju Tanjakan Cinta
Kemudian kami melewati Oro-oro Ombo. Di sini kita disuguhkan dengan bunga Lavender yang sedang bermekaran pada waktu itu. Memang waktu yang tepat!. Senangnya dapat menikmati pemandangan yang belum aku jumpai sebelumnya.
Bunga Lavender
Oro-oro Ombo
Di Cemoro Kandang dapat kita jumpai banyak burung-burung yang berkicau dan kijang apabila menjumpai. Mungkin saat ini di cemoro kandang tidak dijumpai dengan kijang karena banyaknya orang yang mendaki jadi kijang pun pada ngumpet ixixixi.... Sayamg sekali ya...kita juga tidak menjumpai kijang tersebut.
Cemoro Kandang
Di perjalanan menuju kali mati kami menjumpai buah yang dapat dimakan, apabila sudah masak rasanya manis agak asam gitu deh. Namanya Ciplukan kalau orang jawa, kalau di daerahmu namanya apa??... Maklum lah, lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya...hehe
Disini kita dapat mendirikan tenda dan beristirahat sejenak untuk memulihkan tenaga yg sudah terkuras selama perjalanan jauh. Apabila kita membutuhkan air dapat menuju Sumbermani, kearah barat menelusuni pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh perjalanan 1 jam pulang pergi. Tetapi dianjurkan kebutuhan air telah dipersiapkan di Ranu Kumbolo. Sebenarnya kita dapat juga berkemah di Ancopodo 1 jam perjalanan dari Kalimati ke arah puncak G. Semeiru. tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering tenjadi tanah longsor di kawasan tersebut.
Kali Mati
Dari Kalimati biasanya para pendaki memulai pendakian menuju puncak pagi-pagi sekali, yaitu sekitar pukul 2 - 3 pagi. Berhubung rombongkan kami ada cewek jadi lami berangkat dari kali mati menuju puncak pukul 23.00 dengan melalui hutan cemara 1 jam dan bukit pasir selama 2 - 3 jam untuk sampai di puncaknya, dengan keadaan jalan yang terjal menanjak. Dan kami sampai puncak pukul 05.00 sehingga dapat menikmati indahnya sun rise.
Puncak Semeru yang biasa didaki adalah Puncak “Mahameru”. Dari puncak ini akan terlihat kawah yang disebut “Jonggring Saloko” dan yang uniknya setiap 20 menit sekali menyemburkan batuan vulkanis dengan didahului asap yang membumbung tinggi. Suhu di puncak Mahameru dingin banget. Kurang tau berapa derajat suhunya, toh rombongan kami juga tidak ada yang membawa alat ukur suhu. :D
Panorama dari Puncak Mahameru tak akan pernah terlupakan indahnya. Serasa menginjakkan kaki di atas awan. Dimana terlihat puncak-puncak gunung di Jawa Timur, pesisir dan pantai, serta matahani terbit di ufuk timur.
Inilah cerita perjalanan kami untuk sampai menuju Puncak Mahameru (3676 mdpl). Dimana tempat ini tidak akan pernah kami lupakan. Dan berkat semangat dan do'a teman-teman lah kami semua dapat menginjakkan kaki ini di Mahameru (24 - 27 Mei 2014)
.
Salam lestari dari kami
Mas Annam
Beni & Vega
Eni Miyati
Aldon
Mas Didit
Mba Ro'is
Mba Sese
Mas Firman
Mas Fadhil
Mas Arya Munginsidy
Mas Aryo
Mas Tepos
Wawan
Yuhfi Jone